I’M BACK!!! Wew udah lama juga ya ga posting sesuatu di blog ini, mulai sekarang insya Allah jadi lebih rajin nulis deh, jadi keep follow this blog yah 🙂

Ane mau sedikit sharing liburan ane di Pulau Lombok, gimana keindahannya, gimana keramahan orangnya, gimana kenikmatan kulinernya, dan yang pasti gimana kecantikan wanitanya, hehe. Btw trip kali ini ane disponsorin ama ortu ane, jadi ga dibahas masalah tiket mulai dari harga sampe cara dapetnya ya, tapi kalo masih aja maksa nanya ya ane kasih bocoran dikit deh bwt trip ini ane naek maskapai singa udara mulai berangkat dari Jakarta sampe balik lagi ke Jakarta, kalo masalah harga untuk tiket bolak balik ini abisnya Rp 1.600.000, sebetulnya bisa dapet lebih murah kalo pesan jauh hari dan ga pas liburan ato ada event (FYI waktu itu bertepatan ama sesuatu event di Pantai Senggigi).

Klik sini gan kalo mau lanjut

SELAMAT! Anda diterima menjadi salah satu pemeran film!

Judul : Kehidupan Duniawi
Production House : Islam
Sutradara : ALLAH SWT
Astrada : Ustadz, Kiai, Guru Ngaji
Naskah : Al Qur’an dan Al Hadits
Peran yang Tersedia : Mahasiswa, pengangguran, dokter, polisi, orang kaya, orang miskin, dll
Kostum : Bebas tetapi sesuai naskah, menutup aurat (berjilbab untuk wanita dewasa)

keterangan lebih lengkap baca disini

Minggu kemarin tanggal 9 Agustus 2009 saya dan teman2 alumni Teknik Informatika ITS 2004 sepakat ngadain jalan2 ke kawasan Kota Tua sekalian ma reuni gitu sie. Kesana gampang banget, klo mau naek kereta bisa turun di stasiun Kota, kalo naek busway tinggal turun halte Jakarta Kota sampe dah. Objek wisatanya cukup banyak jadi ntar bisa pilih aja kalo kesini mau kemana aja.

Dimulai ke Museum Bank Mandiri, terletak pas di sebelah terowongan keluar dari halte busway jadi ni emang biasanya objek yang pertama. Untuk masuk kedalam cukup dengan menulis di buku tamu dan menitipkan tas, ga perlu bayar apa2, dan asiknya bisa bebas foto2 😀
Museum ini luas banget, di lantai 1 itu suasana loket bank jaman dahulu kala, ada juga mesin2 ATM dari jaman dulu, dan juga sejarah Bank Mandiri. mandiri2
Pindah ke lantai basement itu tempat penyimpanan brankas dan safety deposit box, disini ente bisa liat pintu brankas yang gedenya bukan maen.
pintu besi
Museum Bank Mandiri cukup panas karena tidak dilengkapi dengan AC, jadi ya rada ga betah juga sie, tapi emang tempatnya keren dan lengkap sejarahnya.
Continue Reading »

Setelah sekian lama ga posting referensi kuliner rasanya comeback saya ini sangatlah tepat, bakalan banyak postingan baru tentang makanan di Jakarta, so sabar dan baca pelan2 yak 😀

Start from suatu acara yang digelar ma grup tempat saya bekerja, jadi acara ini dibuat sebagai farewell party dari 2 orang teman yaitu Fahmi the Arabian Rapper dan Jatu the Walking Bone (maaf lho ya ni julukan udah yang paling bagus :P). Kami sepakat untuk makan2 aja, biar bisa ngumpul ma ngobrol2, setelah sekian lama debat dan diskusi walhasil keluarlah kesepakatan untuk makan di Bandar Djakarta karena semua belum pernah kesana.

Bandar Djakarta sendiri adalah suatu nama tempat restoran seafood yang terletak di kawasan Pantai Festival Ancol. Kalau mau kesini naik busway anda bisa menggunakan yang tujuan Ancol kemudian dari halte Ancol anda bisa naik transportasi yang sudah disediakan oleh developer karena kalau memilih jalan kaki bisa gempor bos! Terletak di pinggir pantai membuat suasana makan disini berbeda, setelah merasakan hiruk pikuk kota dengan segala kemacetannya akhirnya ngrasain jg suasana pantai. Banyak nuansa alam dilihat dari bahan kayu yang dipilih untuk bangunan2 yang ada disini.
Continue Reading »

Ini cerita yang saya ambil lagi dari milis, semoga berguna 🙂

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang
bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari.
Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya,
tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat
mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak
kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan
tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini
bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil
yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin
sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Continue Reading »

Next Page »